Log In

Share This Page

Geolocating...

Tahapan Menyelenggarakan Diklat Agar Berhasil Guna

Tahapan Menyelenggarakan Diklat Agar Berhasil Guna

Tahapan Menyelenggarakan Diklat Agar Berhasil Guna

Tahapan Menyelenggarakan Diklat Agar Berhasil Guna

“Keren banget!, bawa koper segala mau kemana pakde?” tanya si Otong kepada pakde-nya ( sebutan kakak kandung dari ayah/ ibu ) yang kesehariannya bekerja sebagai pembuat kerajinan dari bambu.
“Hehehee, pakde mau diklat di hotel bintang le, menginap dua malam. Ikut pelatihan Digital Marketing dari dinas anu” jawabnya dengan rasa bangga.


Tema Vs Peserta Pelatihan

Ilustrasi pertanyaan di atas mungkin saja pernah Anda alami ketika melihat teman atau tetangganya mendapat undangan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam rangka peningkatan ketrampilan dan kompetensi bagi para pelaku jasa maupun UMKM. Sedangkan Anda paham betul bahwa teman atau tetangganya yang diundang tersebut adalah murni pengrajin yang memiliki ketrampilan melalui tangan ajaibnya, namun soal Digital Marketing dia tidak paham sama sekali alias Gaptek ( gagap teknologi ). Bisa ditebak, dia akan ngantuk selama pelatihan dan/ atau keluar masuk ruang pelatihan. Dimana kesalahan ini dimulai ? mari kita kupas tuntas …

Perencanaan Diklat

Perlu dipahami bahwa kegiatan Perencanaan Diklat merupakan langkah awal yang akan digunakan sebagai panduan pelaksanaan dan evaluasi program diklat. Perencanaan yang tepat akan menghasilkan sasaran diklat yang efektif sehingga diharapkan peserta diklat mendapatkan knowledge, skill dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Perencanaan diklat mencakup perencanaan kurikulum, silabus, sumberdaya, sarana prasarana dan evaluasi program.

  1. Perencanaan Kurikulum Diklat berisi kurikulum makro (umum) dan mikro (detail per judul program).
  2. Perencanaan mikro mencakup perencanaan silabus dan satuan acara pembelajaran diklat yang berisi uraian, peta konsep, kompetensi, indikator pencapaian, metode pembelajaran, metode evaluasi.
  3. Perencanaan evaluasi program diklat mencakup empat level yaitu level reaksi, level knowledge, level behavior dan level result.
  • Evaluasi level reaksi adalah mengevaluasi tingkat kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan diklat yang dilakukan secara langsung setelah diklat selesai.
  • Evaluasi level knowledge mengevalusi tingkat knowledge, skill yang didapatkan peserta selama diklat.
  • Evaluasi level behavior digunakan untuk mengevaluasi pengaruh diklat terhadap kinerja peserta di tempat kerja setelah beberapa waktu selesai diklat.
  • Evaluasi result digunakan untuk mengevalausi dampak diklat terhadap kinerja organisasi.

Tujuan dari perencanaan diklat

  • Mengetahui bagaimana kerangka berpikir dalam penyusunan program diklat;
  • Mengetahui kompetensi yang akan dicapai dalam diklat dan kebutuhan diklat pada level individu, pekerjaan dan organisasi;
  • Memahami dan dapat menyusun kurikulum, silabus diklat;
  • Memahami dan dapat mengevalusi program diklat.

Kesalahan yang banyak dijumpai adalah terjadinya miss komunikasi antara penyelenggara dengan trainer/ mentor/ narasumber. Penyelengga atau EO ( Event Organizer ) seringnya hanya mengirimkan informasi jadwal dan judul tema kegiatan kepada trainer/ mentor/ narasumber tanpa menyebutkan batasan materi pelatihan sesuai dengan perencanaan silabus.

Kesalahan lainnya ? seharusnya trainer/ mentor/ narasumber mengirimkan rencana paparannya minimal 7 (tujuh) hari sebelum hari H, sehingga penyelenggara atau EO ( Event Organizer ) dapat melakukan permintaan perbaikan apabila menjumpai materi yang tidak sesuai dengan perencanaan silabus. Jika hal ini terabaikan, maka dapat mengakibatkan adanya double materi antara pemapar satu dengan lainnya dan hilangnya transfer knowledge dan skill.

Penyusunan Program Diklat

A. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan.
Identifikasi Kebutuhan Diklat ini memberikan gambaran tentang kondisi sesungguhnya dari masalah yang dihadapi di lapangan atau apa yang dirasakan oleh calon peserta pelatihan dalam melaksanakan tugasnya, jika dibandingkan dengan apa yang menjadi standar.

Upaya dari kegiatan Identifikasi Kebutuhan Diklat ini untuk mengetahui dan mengumpulkan masalah, data, fakta dan informasi tentang : Siapa yang perlu dilatih; Pelatihan tentang kemampuan apa; Mengapa perlu dilatih; Apa faktor pendukung yang diperlukan; dan Materi mana yang bisa dipelajari sendiri; serta Keuntungan yang akan diperoleh lainnya.

B. Penetapan Tujuan Pelatihan
Tujuan institusional = misi organisasi, biasanya bersifat luas, abstrak, kualitatif dan jangka panjang. Tujuan instruksional = tujuan pembelajaran, merupakan pelaksanaan (perilaku) seseorang dalam melaksanakan tugasnya setelah selesai pelatihan yang diukur dari adanya perubahan pengetahuan, sikap dan ketererampilan. Mempunyai karakteristik yang bersifat khusus, terukur, dan dapat diamati.

C. Perencanaan Pelatihan
Perencanan sebagai acuan dalam penyusunan suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah, atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah ada pencapaian tujuan tertentu.

D. Pelaksanaan Pelatihan
Tahapan pelaksanaan ini dapat dibagi dalam 3 (tiga) langkah, yaitu :

  1. Persiapan (administrasi dan edukatif),
  2. Pelaksanaan proses belajar mengajar dan
  3. Evaluasi.

Tujuannya adalah mendayagunakan dan mengorganisir komponen-komponen pelatihan yang meliputi : peserta, fasilitator, fasilitator, nara sumber, metoda, media, sarana, lingkungan, kurikulum, materi dan evaluasi guna mencapai tujuan yang telah tetapkan.

Ada 2 (dua) hal penting dalam tahap persiapan pelaksanaan pelatihan, yaitu peserta pelatihan dan narasumber. Pertama adalah peserta diklat, tidak adanya filterisasi kriteria dan kapasitas peserta akan mengakibatan suasana pelatihan menjadi statis dan sangat membosankan. Sebagai contohnya adalah Diklat Digital Marketing yang pesertanya gaptek dan sama sekali belum berkenalan dengan aplikasi dan media teknologi digital, maka sehebat apapun narasumbernya tidak akan memberikan dampak perubahan bagi pesertanya apalagi dapat diterapkan oleh peserta pasca diklat.

Filterisasi peserta dapat berupa Pengisian Kuisioneri secara online yang disiapkan oleh penyelenggara guna menentukan siapa saja peserta yang dinyatakan kompeten sesuai tema diklat. Contoh Kuisioneri Online peserta diklat Digital Marketing dapat di lihat di sini.

Kedua adalah narasumber, banyaknya narasumber sebatas memaparkan materi sekedar teori dan brain washing saja dan bukan praktisi yang membidangi materi sesuai tema diklat sehingga jauh dari transfer skill up dan hanya meyajikan dagelan dan text book saat presentasi. Sangat disayangkan, pemateri yang model ini, suka banyolan, malah justru paling disukai oleh penyelenggara maupun peserta diklat.

E. Evaluasi Pelatihan
Suatu proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu sehingga penilaian dapat digunakan untuk merekomendasikan kegiatan pelatihan selanjutnya, apakah program pelatihan perlu di lanjutkan dan di tingkatkan.

Catatan Semarang Bagus
Pertama, buatlah FGD (Forum Group Discussion) melalui media chat yang dimoderatori oleh penyelenggara diklat, dimana antara peserta dan narasumber dalam melanjutkan diskusi dan pendalaman materi diklat.
Kedua, penyelenggara diklat mewajibkan peserta untuk mengirimkan hasil implementasi pasca pelatihan.

Tinggalkan komentar di sini :