Log In

Share This Page

Geolocating...

Langkah meraih peluang usaha di desa wisata

Langkah meraih peluang usaha di desa wisata

Langkah meraih peluang usaha di desa wisata

Langkah meraih peluang usaha di desa wisata

Tren wisata jaman now (2022) sudah banyak bergeser ke alam, budaya dan jajanan tradisional. Karenanya, banyak sekali pemerintah desa melalui BUMDes berlomba-lomba untuk menyajikan spot Desa Wisata di daerahnya masing-masing.


Dari Desa, Kembali Ke Desa

Banyak wisatawan lokal maupun asing yang mulai menyukai suasana pedesaan, belajar mengenal dunia pertanian dan peternakan seperti bertanam tomat, cabai, bermain di sawah berlumpur, naik traktor pembajak sawah, memerah susu sapi, memandikan kerbau hingga bermain dengan domba kecil yang lucu serta menikmati makanan dan minuman tradisional bersama keluarga/ handai taulannya. Mereka benar-benar mendapatkan pengalaman baru dan fresh !

Langkah Merintis Desa Wisata

Jika Anda tinggal di daerah desa dan memiliki potensi wisata ( alam / seni budaya / kuliner ), maka seharusnya patut bersyukur dan bukan berpangku tangan saja apalagi berniat urban ke kota. Karena, di desa banyak sekali peluang bisnis wisata yang bisa digali dan dikembangkan agar dapat menambah pundi-pundi rupiah bagi seluruh masyarakat desa.

Lalu, bagaimana upaya kita agar dapat menciptakan penghasilan baru bagi masyarakat melalui Desa Wisata ? Salah satu jawabannya adalah Dana Desa sebagian dapat digunakan sebagai modal awal BUMDes untuk membuat Desa Wisata.

Info selanjutnya dapat hubungi 0811-272-1515

Bermimpi untuk meraih sesuatu yang besar itu harus ditumbuhkan oleh setiap individu yang terlibat pada Desa Wisata, tetapi harus diimbangi dengan pemahaman dan strategi sebelum melangkah (action). Ada 4 (empat) tahapan dalam membangun sebuah Desa Wisata, yaitu :

  1. Desa Wisata Rintisan, yaitu Desa yang memiliki potensi yang besar tetapi belum adanya kunjungan wisatawan, sarana dan prasarananya masih sangat terbatas.
  2. Desa Wisata Berkembang, yaitu Desa yang memiliki potensi, sudah mulai dilirik oleh wisatawan, dan destinasi bisa dikembangkan lebih jauh akan tetapi belum dikelola dengan baik karena belum ada kesadaran kelompok.
  3. Desa Wisata Maju, yaitu Desa yang masyarakatnya sudah menerapkan sadar wisata, menggunakan dana desa untuk mengembangkan potensi pariwisata, memiliki kelompok pengelola, dan wilayahnya sudah dikunjungi banyak wisatawan.
  4. Desa Wisata Mandiri, yaitu Desa Wisata yang memiliki inovasi pariwisata dari masyarakat, destinasi wisata diakui dunia, sarana dan prasarana memiliki standar, pengelolaannya bersifat kolaboratif pentahelix (kolaborasi antara pihak pemerintah, pelaku bisnis pariwisata, komunitas, akademisi, dan media).

Kriteria Desa Wisata Rintisan

  1. Masih berupa potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata.
  2. Pengembangan sarana dan prasarana wisata masih terbatas.
  3. Belum ada/ masih sedikitnya wisatawan dari luar daerahnya yang berkunjung.
  4. Kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata belum tumbuh.
  5. Sangat diperlukannya pendampingan dari pihak terkait (pemerintah, swasta)
Sarana dan Prasarana Desa Wisata

Sarana Pariwisata adalah segala sesuatu yang melengkapi dan bertujuan untuk memudahkan proses kegiatan pariwisata dapat berjalan lancar. Terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :

  1. Sarana Pokok, yaitu perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, antara lain : Travel agent, tour operator, angkutan wisata, rumah makan, akomodasi, objek wisata dan atraksi wisata.
  2. Sarana Pelengkap, yaitu perusahaan-perusahaan atau tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, atara lain : sarana olah raga, sarana pariwisata sekunder ( toko souvenier, kereta wisata, jasa fotgafer dan cetak foto, salon kecantikan, binatu, toko kelontong ) dan amusement/ hiburan lainnya.
  3. Sarana Penunjang, yaitu sarana kepariwisataan yang bertujuan membuat wisatawan atau pengunjung daerah tujuan wisata lebih banyak mengeluarkan dan membelanjakan uangnya di tempat tujuan wisata yang mereka kunjungi. Contohnya : Family Karaoke, Coffee Shop, Bilyard.

Prasarana pariwisata adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya, menurut Warpani (2007) prasarana diantaranya :

  1. Aksesibilitas, merupakan daya hubung antar zona yang wujudnya berupa jalan raya dan jaringan angkutan. Aksesibilitas merupakan faktor penting dalam proses berwisata, tingkat kemudahan untuk menjangkau suatu kawasan wisata dilihat dari aksesibilitas yang berupa kondisi jalan raya, ketersediaan moda angkutan untuk menuju kawasan wisata tersebut.
  2. Utilitas, prasarana yang termasuk kelompok utilitas adalah : Listrik, Air bersih, Persediaan air minum, Toilet, Mushola.
  3. Jaringan pelayanan, yaitu Pelayanan Kesehatan dalam bentuk pos kesehatan atau persediaan P3K dan Pelayanan Keamanan, dalam bentuk Pos Keamanan beserta pihak keamanan atau oknum petugas, agar terhindar dari tindakan-tindakan kriminal selama berada di kawasan wisata.

Tahap awal dalam membangun Desa Wisata Rintisan yang perlu dilakukan oleh Kelompok Pengelola Desa Wisata bersama Pemerintah Desa setempat adalah memahami Basis Pemberdayaan Desa Wisata yang nantinya akan dijadikan daya tarik wisata unggulan di desa tersebut. Diantara 3 (tiga) jenis wisata dibawah ini manakah yang akan diambil sebagai Maskot Desa Wisata :

  1. Wisata alam yang meliputi daya tarik wisata berbasis sumber daya alam perdesaan antara lain hutan, perkebunan rakyat, bahari, gas bumi dan/ atau sumber air panas dalam model pengembangan wisata agro;
  2. Wisata budaya yang meliputi daya tarik wisata berbasis tradisi budaya dan kearifan lokal seperti upacara adat, musik tradisional, tari tradisional, situs/cagar budaya, religi, arsitektur lokal, kerajinan lokal dan kuliner serta kekhasan budaya lainnya;
  3. Wisata hasil buatan manusia yang meliputi daya tarik wisata berbasis kreasi dan kreatifitas orang perorangan maupun kelompok seperti kerajinan tangan dalam bentuk seni rupa, seni lukis, taman rekreasi, galeri dan sanggar budaya setempat.

Selanjutnya, setelah memilih jenis wisata ( alam/ budaya/ buatan ) yang kan dijadikan unggulan Desa Wisata adalah melakukan langkah-langkah dalam merintis pengembangan desa wisata di bawah ini, yaitu :

  1. Memilih Maskot Wisata Desa ( Wisata Alam/ Budaya/ Buatan ). Lalu bagaimana jika sebuah desa memiliki semua potensi wisata baik alam, budaya dan buatan ? Ambil salah satu jenis wisata yang paling unik dan tidak dimiliki oleh desa lainnya yang akan digunakan sebagai objek wisata unggulan, selanjutnya jenis wisata lainnya tetap dikembangkan sebagai bagian dari paket wisata Desa Wisata.
  2. Membuat kesepakatan seluruh warga melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdesa) dalam pembentukan Desa Wisata. Sebuah Desa Wisata yang berkembang, maju dan mandiri dapat terbentuk bilamana sebagian besar warga ikut berpartisipasi; memiliki kesadaran dan visi misi yang sama dalam membangun desanya.
  3. Melakukan pemetaan bentang, yaitu menentukan jenis objek wisata yang dikorelasikan dengan syarat 5A ( Aksesibilitas, Akomodasi, Atraksi, Aktivitas, Ambience ), selanjutnya tentukan Brand dan Branding Position.
  4. Membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), yaitu pengelola unit usaha wisata BUMDes yang bertugas menjaga semangat dan menggali motivasi warga secara terus menerus hingga terciptanya sadar wisata bagi seluruh warga.
  5. Mengadakan studi banding ke Desa Wisata yang memiliki karakter yang sama dan sudah maju. Fokus studi : sarpras, pelayanan, manajemen organisasi dan SDM.
  6. Mengadakan pelatihan Penyusunan Paket Wisata Desa dengan konten dan desain yang kekinian.
  7. Mengadakan Pelatihan Fotografi, Videografi dan Internet Marketing bagi warga desa yang memiliki kemauan, minat dan bakat dalam kegiatan Branding Desa Wisata. Outcome dari kegiatan ini adalah Lomba Film Pendek Desa Wisata Tingkat Desa. Kecamatan dan Kabupaten/kota yang diunggah di Channel YouTube. Tujuan dari lomba tersebut selain edukasi juga viral-nya Desa Wisata.
  8. Mengadakan Pelatihan Pengelolaan Manajemen Desa Wisata berikut pendampingan dari mentor.
  9. Evaluasi dan inovasi untuk keberlanjutan desa wisata.

Implementasi Program Desa Wisata Rintisan

A. Aspek Atraksi
  1. Melakukan identifikasi dan invertarisir potensi desa wisata dan karakteristik desa dari semua aspek (alam, budaya, buatan).
  2. Melakukan sosialisasi potensi desa wisata kepada seluruh masyarakat.
  3. Menyusun rencana kerja pengembangan desa wisata.
  4. Merintis pengembangan fasilitas dan sarana prasarana pariwisata di desanya.
B. Aspek Aksesibilitas
  1. Perbaikan lingkungan desa wisata.
  2. Pengerasan jalan.
C. Aspek Amenitas
  1. Peningkatan kebersihan desa wisata.
  2. Penyediaan sarana prasarana umum, antara lain : listrik, air bersih, sinyal telepon seluler, fasilitas keamanan, kios kelontong, warnet, fasilitas kesehatan, sanitasi, kebersihan toilet umum, penyediaan tempat sampah, tempat ibadah, fasilitas rekreasi – bermain – olahraga – jogging trek, fasilitas lahar parkir.
D. Aspek SDM dan Masyarakat

Membangun/ membentuk sumber daya manusia lokal menjadi kelompok masyarakat yang mau bekerja/ berpartisipasi dalam pembangunan desanya, yaitu dengan membentuk klaster-klaster sebagai berikut :

  1. Pemandu wisata lokal
  2. UMKM
  3. Jasa transportasi wisata
  4. Fotografer
  5. Conten Creator
  6. Pelayanan umum
E. Aspek Manajemen dan Kelembagaan
  1. Merintis pengembangan kelembagaan lokal untuk pengelolaan potensi wisata.
  2. Melakukan sosialisasi manajemen dan kelembagaan desa wsiata kepada masyarakat.
F. Aspek Inventasi dan Promosi
  1. Mengidentifikasikan semua potensi lokal sebagai modal bersama (SDM, Kelompok Masyarakat, Aset Desa, Sarana dan Prasarana).
  2. Menyusun informasi mengenai potensi dan karakter serta produk yang akan dipasarkan (profil desa)

Tinggalkan komentar di sini :